Professional Documents
Culture Documents
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
1. Konsep Kwantitatif
Modal kerja menurut konsep kwalitatif menggambarkan keseluruhan atau
jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam
waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja
bruto (gross working capital).
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau
margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang
tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas
2. Konsep Kwalitatif
Menurut konsep kwalitatif modal kerja merupakan selisi antara aktiva lancar
diatas hutang lancar. Digunakan kerja ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar
yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa
menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net
working capital).
Defenisi ini bersifat kwalitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi
kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan
jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana
dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap
dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi
tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada
pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode
selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-
alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan
pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri. Hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah
didasarkan pada pertimbngan mengenai laba dan resiko.
Apabila modal yang diperoleh dari pinjaman jangka pendek digunakan untuk
membiayai investasi, maka akan sangat membahayakan karena di samping
bunganya sangat tinggi, pada saat harus mengembalikan pinjaman ternyata
investasi belum menghasilkan. Untuk menentukan berapa jumlah modal yang
dibutuhkan dalam pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek, maka terlebih
dahulu dihitung jangka-jangka waktu kritisnya.
Kebutuhan modal kerja bagi perusahaan yang menjalankan aktivitas usaha setiap
harinya untuk dapat menjamin kontinuitas usahanya dibutuhkan modal kerja sebesar
minimal Rp. 10.000 x 30 = Rp. 300.000,-
Perhitungan rasio sangat penting bagi pihak luar yang ingin menilai laporan
keuangan suatu perusahaan. Penilaian dititikberatkan pada kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau likuiditas, salvobilitas, rentabilitas,
dan prospek perusahaan di masa depan. Analisa rasio ini berguna juga bagi pihak
perusahaan untuk membantu manajer dalam membuat evaluasi mengenai hasil
operasi, memperbaiki kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan atas rencana
yang telah disusun dan menghindari hal-hal lain yang bersifat merugikan
perusahaan.
Banyak macam rasio yang dapat dihitung dari informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan. Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah rasio yang didasarkan pada
sumber data keuangan dan golongan kedua adalah rasio yang disusun berdasarkan
tujuan penganalisa dalam mengevaluasi perusahaan.
1. Ratio likuiditas
Istilah likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair. Suatu perusahaan
dikatakan likuid apabila perusahaan itu sanggup membayar hutang jangka
pendeknya tepat pada waktunya. Dengan kata lain rasio likuiditas adalah ‘rasio yang
mengukur kemampuan yang segera harus dipenuhi’. Karena peranan likuiditas itu
dianggap begitu penting, maka sering pula dikatakan bahwa likuiditas memberikan
kesan pertama tentang baik buruknya suatu perusahaan.
Rasio untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) ini terdiri dari:
a. Rasio Lancar (Curent Ratio)
S. Munawir dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” menyatakan:Ratio yang
paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan
adalah current ratio perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung current ratio adalah :
Aktiva lancar
Current ratio = x 100 %
Hutang lancar
Besarnya current ratio yang harus dimiliki suatu perusahaan agar dinyatakan
dalam posisi likuid atau posisi modal kerja yang cukup memadai belum ada
ketentuan. Akan tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa :
Rasio ini lebih tajam dari rasio lancar karena hanya membandingkan harta
yang sangat mudah diuangkan dengan hutang lancar. Jika current ratio menaik
mencapai 200 % tetapi acid test ratio rendah. Disebabkan sebahagian besar dana
modal kerja diinvestasikan dalam persediaan. Sebaliknya jika current ratio rendah
sedangkan acid ratio tinggi, berarti sebahagian besar dan modal kerja diinvestasikan
pada kas, piutang dagang, dan surat-surat berharga.
Mengenai besarnya acid test ratio belum ada ketentuan yang mutlak, namun
sebagai pedoman dapat dikemukakan pendapat berikut :
Apabila kita menggunakan acid test ratio untuk menentukan tingkat
likuiditas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa suatu
perusahaan yang mempunyai quick ratio kurang dari 1 : 1 atau 100 %
dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Akan tetapi perlu diingat, tidak ada satupun nilai rasio cair 1 : 1 yang spesifik dan
sesuai bagi semua perusahaan rasio cair 1 : 1 sebaiknya dipandang hanya sebagai
suatu efek yang segera dapat diuangkan. Rasio kas ini dapat dirumuskan sebagai
berikut : Kas + Bank + Efek
Cash Rasio = x 100 % =…….%
Hutang Lancar
Semakin tinggi cash ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia semakin
besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak mengalami kesulitan. Apabila
rasio kas sebesar 100 % berarti Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh kas dan efek
sebesar Rp. 1
c. Rasio Modal Kerja Netto dengan Harta kekayaan (Working Capital to Total Assets
Ratio).
Rasio ini menunjukkan likuiditas dan total aktiva dan posisi modal kerja netto,
Dalam rasio ini diperbandingkan modal kerja netto dengan total aktiva, Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Aktiva Lancar - Hutang Lancar
Working Capital to Total Assets Ratio = x 100%=……%
Total aktiva
2. Rasio Aktivitas
Menurut Syafaruddin Alwi dalam bukunya Alat-alat analisa dalam pembelanjaan
menyatakan bahwa :
Rsio aktivitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan
dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya.
Penjualan kredit
Receivable Turn Over = = …….kali
Piutang rata-rata
Misalnya perputaran piutang 20 kali artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang
tertanam dalam piutang berputar 20 kali.
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang
diinvestasikan pada piuatng dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika
tingkat perputaran piutang rendah berartti piutang dagang membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar.
Persediaan rata-rata diperoleh dari menambah persediaan awal dan persediaan akhir
kemudian dibagi dua.
Misalnya harga pokok penjualan Rp.50,- persediaan awal Rp.6,- dan persediaan
akhir Rp.4,- sehingga rata-rata persediaan = ½ (Rp.6 + Rp.4) = Rp.5,-. Maka rasio
perputaran persediaan menjadi : 50/5 = 10 kali.
Artinya selama satu tahun persediaan telah berganti sebanyak 10 kali, dengan kata
lain dana yang diinvestasikan dalam bentuk persediaan telah berganti sebanyak 10
kali.
Dengan demikian maka jumlah modal kerja hanya berubah kalau ada
perubahan unsur-unsur selain current account yang disebut non current seperti
aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal sendiri yang mempunyai effek netto
terhadap modal kerja.
Perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh
memperbesar modal kerja (netto) adalah :
! Berkurangnya aktiva tidak lancar;
! Bertambahnya hutang jangka panjang;